Senin, 26 April 2010

HOW CLOSE CAN YOU GO?



Ada yang pernah nonton The Interpreter (Nicole Kidman, Sean Penn)? Di situ ada dialog yang menceritakan bahwa salah satu suku di Afrika punya kebiasaan untuk ‘mengadili dan memberi hukuman’ kepada pelaku pembunuhan dengan cara mengikatkannya di suatu kapal, yang nantinya ditenggelamkan di danau/laut. Kematian si pelaku pembunuhan itu tentunya terjadi secara perlahan-lahan dan dapat dilihat oleh keluarga korban. Kemudian keluarga korban diizinkan untuk memutuskan apakah akan menolong pelaku pembunuhan tersebut atau tidak. Ketika si keluarga korban memutuskan untuk menyelamatkan si pembunuh, bisa dibilang bahwa mereka sebenarnya menyelamatkan kehidupan mereka sendiri. Soalnya kalau tidak, itu berarti mereka membiarkan kedukaan membunuh mereka pelan-pelan. Bagi Sylvia (Nicole Kidman) yang keluarganya terbunuh, balas dendam bukanlah jawaban yang tepat karena itu sama saja dengan bunuh diri. Baginya, pembalasan dendam berarti mengizinkan kedukaan menguasai hidup sampai selamanya, dan hal itu lebih mematikan daripada kematian itu sendiri... P.S…maaph kalau gak persis2 amat dgn filmnya…agak lupa ingatan. Hahahaa :D


Di bulan April ini, KP masih mengangkat tema persekutuan yang berkaitan dengan Paskah. Dalam Youth CS yang diadakan Kamis, 25 April lalu, tema yang diangkat adalah How Close Can You Go? Teman-teman semua pasti ingat ada perumpamaan di Alkitab tentang seorang hamba yang dibebaskan dari hutang oleh tuannya, namun dia tidak mau membebaskan temannya dari hutang. Padahal jumlah hutangnya kepada tuannya jauh lebih besar daripada jumlah hutang temannya. Ketika para murid mendengar hal itu, mereka bertanya, “Berapa kali kita harus mengampuni?”. Jawab Yesus: 70x7 kali…Jawaban Yesus itu sekali lagi memperlihatkan kebiasaan Yesus yang gak menjawab langsung, tapi ‘muter-muter’, soalnya arti dari 70x7 itu bukan eksak, namun perlambang bahwa pengampunan harus tanpa akhir. Kalau dalam dunia pendidikan, ‘puter-puter’-nya Tuhan Yesus ibaratnya ngasih kail bukan ikan supaya orang yang bertanya bisa ikutan menalar dan memahami, gak cuma nelen bulet2 suatu jawaban.


Perenungan selanjutnya…pernahkah terpikir kenapa Tuhan memilih bangsa Israel yang di tanah Kanaan untuk menjadi umat pilihannya? Padahal dari dulu sampai sekarang kita bisa lihat bahwa bangsa Israel itu susah diatur, udah dibantuin Tuhan pun masih gak tau terima kasih bahkan bisa dibilang terkadang mencoreng nama Tuhan, dll dll… Hmmm, dalam logika manusia biasa, itu bukan kualitas pertama bangsa terpilih tuh! Dalam sejarahnya, Tanah Kanaan sendiri merupakan area lalu lintas antarnegara di Timur Tengah. Tampaknya Tuhan memilih bangsa Israel menjadi umat pilihan supaya jadi contoh dan dilihat banyak bangsa; bahwa tanpa adanya raja (secara politik) atau dewa/berhala yang terlihat secara kasat mata, namun penyertaan Tuhan tetap ada dan bangsa tersebut bisa jadi teladan bagi banyak bangsa. Bahkan dengan kehadiran Mesias, kehidupan akan lebih baik walau kondisi dunia makin semrawut. Kenapa? Karena ada yang menyelamatkan dari maut, menghapus dosa, dan menyegarkan batin umat manusia. Hal ini jauh lebih berharga daripada sekedar kebebasan dari penjajahan Romawi atau kemiskinan…


Nah, orang Kristen kondisinya sama dengan orang Israel; udah banyak berkat dan anugerah tapi kadang menyia-nyiakannya. Padahal seharusnya orang yang sudah diberi anugerah Tuhan jangan sampai jadi sombong dan menyia-nyiakan anugerah tersebut. Misalnya aja, gak ada peraturan yang melarang penggunaan celana pendek bagi kaum wanita. Tapi dari ayat-ayat yang ada di Alkitab, tentu kita bisa menyimpulkan bahwa mbok ya cewe-cewe jangan pake hot pants, dan berpakaian kudu sopan biar tidak mengganggu konsentrasi atau bahkan ‘pergolakan hormon’ bagi orang-orang yang liat (terutama pria hehehee…). Lagipula, apa kesan yang ditimbulkan pada benak teman-teman kita yang beragama lain, jika melihat hal tersebut banyak terjadi di kalangan orang Kristen, bahkan ketika ke gereja pun ada yang datang dengan berpakaian seperti itu? Atau dalam konteks tema persekutuan ini; walau Tuhan sudah menyelamatkan dan menghapus dosa-dosa kita, janganlah anggep enteng dosa-dosa yang kita lakukan. Soalnya, walau Tuhan sudah mengampuni dosa-dosa kita, pahamilah bahwa tiap dosa itu mengganggu relasi kita dengan Tuhan bahkan sesama. Bisa dibilang, semakin banyak dosa kita, maka semakin sakitlah hati Tuhan dan sesama kita. Apakah begitu cara kita memperlakukan orang yang mengasihi kita?


Walau begitu, jangan juga sampai itung-itungan kesalahan orang lain karena Tuhan saja mau mengampuni SEMUA umat manusia. Tuhan saja mau memperbaiki hubungan dengan manusia yang berdosa (padahal yang salahnya kita, bukan Tuhan). Tuhan saja ‘rela’ disakiti hatinya oleh manusia yang kadang gak tahu diri. Begitulah kesetiaan Tuhan! Nah, bagaimana dengan kita? How close can you go…nearer to your friends, and even your ‘enemy’?


Pembicara: Pnt. S. Iwan Gunawan // MC: Meta // Pemusik: Daniel A.K., Tobi // Tuan Rumah: Nadine dan Lody // Jemaat: 18 orang (Bella, Dewa, Emmy, Icat, Jaya, JP, Kevin, Kurnia, Nelda, Novi, Olin, Rani, Ray, Robbie, Samuel, Upay, Xanno, Yayu).

[be]

artikel ini merupakan rangkuman persekutuan Youth CS yang dibawakan pembicara, ditambah contoh kasus/ilustrasi yang mendukung dari pengarang

Rabu, 21 April 2010

KEGIATAN DAN PELAYANAN RUTIN PEMUDA 2010


Let's keep on moving! :D
Hai pemuda, tetaplah bergerak maju jangan pernah menyerah! Karena ketika kita diam atau cuma berusaha survive saja, itu tanda sebuah kemunduran! Karena itu di periode 2010 ini kami akan tetap berusaha maju dengan segala keterbatasan kami...tetap menjalankan dan mengembangkan pelayanan dan kegiatan kami. God bless! :) SOOO, tetap dukung kami dalam doa, dan jangan segan2 untuk bergabung bersama kami :)