Sabtu, 25 Desember 2010

SELAMAT HARI NATAL!


Selamat hari Natal semua! Selamat berlibur!

Kiranya pesan Natal di dalam perayaan Natal Remaja Pemuda 18 Desember lalu masih kita pegang untuk menjalani akhir tahun 2010 dan menuju 2011 nanti...yaitu menjadi pemuda yang tidak hanya BERPIKIR dan BERKOMITMEN untuk berubah, namun sekaligus MELAKUKAN perubahan (HEAD, HEART, AND HAND) untuk memperbaiki relasi dengan Tuhan, sesama, dan alam. Percayalah Tuhan akan memampukan, karena Dia pun pernah merasakannya pada saat menjadi Anak Manusia, dan Dia bisa!

"Be recycled, be different, and change our world!"
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kamis, 18 November 2010

MEMPRIORITASKAN TUHAN

Di dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada penentuan prioritas tertentu. Pernahkah kita merenungkan Tuhan ada di prioritas ke berapa dalam hidup kita? Itulah pokok renungan yang dibagikan oleh Sdri. Vonny berjudul “Memprioritaskan Tuhan” pada pelayanan KP kita di PPC Wyata Guna. Secara teori, memprioritaskan Tuhan sering kita dengar. Tapi dalam prakteknya, terkadang kita lebih memikirkan untung-ruginya memprioritaskan Tuhan, bukan? Keinginan untuk mengejar cita-cita, materi, ataupun cinta terkadang melebihi keinginan dan usaha kita mengenal dan mengikuti kehendak Tuhan. Kenapa? Karena hal-hal tadi memberikan ‘keuntungan’ yang lebih cepat didapatkan dibanding kalau kita mengikut Tuhan.

Tuhan tidak melarang kita untuk sukses di berbagai bidang, Tuhan tidak menuntut kita menjadi Mr./Ms. Perfect terlebih dahulu sebelum mengejar cita-cita, materi, atau cinta. Tapi Dia ingin kita mencari kehendak Tuhan terlebih dahulu agar dapat melakukan dan mengejar hal yang tepat dalam hidup kita. Segala hal di luar Tuhan bisa hilang lenyap tidak berbekas kalau Tuhan berkehendak. Tapi jika kita memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita, pasti Tuhan akan menyediakan yang kita butuhkan tepat pada waktunya.

Sebagai ilustrasi, jika Tuhan diibaratkan sebagai angka 1 sementara hal-hal lain diibaratkan sebagai angka 0, maka apabila Tuhan diutamakan (=angka 1 ditaruh di depan), maka apapun yang ditaruh di belakangnya (=angka 0) akan menjadi bernilai (10 atau 1000, dst). Namun apabila kebalikannya, maka angka-angka tersebut tidak akan bertambah nilainya (01 atau 0,001, dst). Demikian pula hidup kita; jika kita memprioritaskan Tuhan maka kehidupan kita akan jauh lebih bermakna. Memang hal itu tidak mudah untuk dilakukan, bahkan tantangannya jauh lebih banyak dibandingkan kalau kita memprioritaskan hal lain. Namun pilihan ada di tangan kita; mau jadi orang yang punya hidup lebih bermakna, atau cuma sekedar ‘numpang nafas’?

Nah, bagi rekan-rekan pemuda yang sudah bekerja, jangan lupa Jumat 19 November 2010 Pkl. 18.30 ada Totumi Prospek di Ruang Sekolah Minggu. Di situ kita akan belajar juga untuk memprioritaskan Tuhan di tengah kesibukan pekerjaan dan pergumulan hidup kita. Semoga renungan ini berguna, Tuhan memberkati...:) [be]

Sabtu, 07 Agustus 2010

KPI


Kebaktian Penyegaran Iman yang dilaksanakan pada Minggu pertama setiap bulan ini tak lain merupakan kebaktian Umum 3 yang dipoles sedemikian rupa oleh kerjasama antara U1 MJ, KM, KK, dan tentu saja KP. Liturgi yang digunakan sebenarnya sama dengan liturgi kebaktian umum seperti biasa. Bagian yang kami sentuh adalah pada sisi lagu-lagu yang dinyanyikan, gubahan musik pengiring, hadirnya seorang Liturgos yang memandu jemaat dalam ibadah, serta mungkin persembahan pujian dari VG atau Choir Cibunut bahkan dari Gereja lain. Namun bila pada Minggu yang bersangkutan diadakan liturgi khusus, seperti Perjamuan Kudus, Minggu Advent, Pra-Paskah, atau lainnya, KPI ini akan ditiadakan dan ibadah akan mengikuti liturgi yang telah ditetapkan.

KP sangat berharap dengan dilaksanakan KPI ini, semakin banyak jiwa muda yang terpanggil untuk datang ke kebaktian Minggu dan dapat menikmati hadirat Tuhan sehingga imannya disegarkan kembali. Selain itu, persekutuan di antara pemuda pun diharapkan dapat semakin akrab dan lebih memperhatikan satu sama lain. Lalu mengapa tidak diadakan kebaktian terpisah khusus bagi pemuda? Hmm... bukan ‘tidak’, tetapi ‘belum’. Saat ini masih dirasakan beberapa kendala, seperti kekurangan SDM, mencari waktu yang tepat, dsb. Karena itu sangat dimohon dukungan dari jemaat sekalian, baik dalam doa, ide, maupun tenaga untuk mendukung KP melaksanakan kebaktian Minggu yang lebih baik.


Foto: Kevin (Ketua KP GKI TC) dan Yugo (Ketua KP GPIB Bethel) pada KPI Minggu, 2 Mei 2010

YOUTH WITH OTHERS: Why Football?


Pada hari Minggu 6 Juni 2010 yang lalu, demam piala dunia mulai merebak di gereja kita. Sebuah tim yang bergerak dalam kegiatan sepak bola berbagi cerita kepada para pemuda di Cibunut mengenai sepak bola yang bisa mengubah dunia. Acara ini dihadiri juga oleh pemuda GPIB Maranatha dan GPIB Bethel (sayangnya tim sepak bola Cibunut malah gak dateng…kamarana yeuh??). Olah raga selama ini sering menjadi alat pemersatu bagi berbagai pihak yang bertikai, bahkan orang yang tidak kenal satu sama lain pun bisa saling kenal dan suportif cuma gara-gara mendukung sebuah tim yang sama. Di Afrika Selatan, perlambang kuatnya apartheid semakin luntur sejak Nelson Mandela menggunakan seragam kapten tim rugby Afrika Selatan yang berkulit putih ketika menyerahkan piala kejuaraan dunia tahun 1995, padahal dulunya olah raga tersebut bisa dikatakan eksklusif untuk orang kulit putih di Afrika Selatan. Moment tersebut menjadi moment yang tidak terlupakan dalam sejarah olah raga dan kemanusiaan sampai saat ini. Namun dari sekian banyak jenis olah raga yang ada di muka bumi, rasanya cuma sepak bolalah yang memiliki jumlah penggemar cukup merata di seluruh negara dan berbagai golongan dan sangat mampu membuat perbedaan di dunia. Lihat saja kondisi saat Piala Dunia berlangsung, rasanya tidak ada hari tanpa nonton bola!

Lewat sepak bola kita dapat melihat dan melatih mental pemainnya. Dengan demikian, secara tidak langsung kita dapat membangun karakter yang positif di tengah-tengah para pemain. Hal tersebut otomatis berdampak dalam kehidupan sehari-hari pemain di luar lapangan hijau, misalnya saja sifat sportif dan kerja tim yang solid. Berbagai klub sepak bola besar dunia bermula dari adanya pelayanan gereja yang tergerak melihat banyak anak-anak sekitar gereja yang senang bermain sepak bola namun tidak memiliki wadah untuk menampung bakatnya. Banyak pelayanan tersebut yang akhirnya berubah menjadi klub sepak bola profesional dunia dan mampu mengubah hidup orang-orang di dalamnya menjadi sukses.

Lewat sharing tersebut diharapkan pemuda bisa kreatif untuk melayani dan mengubah hidup sesama menjadi lebih baik, tidak hanya menyimpan kebaikan Tuhan untuk diri sendiri tapi menyalurkannya untuk banyak orang. Kegiatannya bisa saja di luar sepak bola, namun yang pasti jangan lupa untuk membawa semuanya untuk Tuhan dan bukan hanya untuk sekedar bersenang-senang. Dengan memiliki kecintaan kepada Tuhan tentu pelayanan bisa terasa menyenangkan, karena di balik semua kerja keras yang harus dilakukan ada tujuan akhir yang layak untuk dikejar. All for JC! :)

Senin, 02 Agustus 2010

BICARA SOAL KEBENARAN

Renungan Fellow News Selasa 29 Juni 2010...

"The truth may upset you at first but it will ultimately set you free (kebenaran mungkin awalnya akan membuat Anda kecewa, namun pada akhirnya akan membebaskan Anda)" .-A.R. Bernard-

Kadang kebenaran tidak mudah diucapkan, dan ketika diucapkan kadang mengganggu kenyamanan hidup kita. Namun jika kita berani mengungkapkan kebenaran, pada akhirnya hal tersebut akan membuat hidup lebih baik. Bayangkan saja apabila pada zaman Nazi orang-orang Kristen berani bersuara untuk menentang Holocaust, tentu dunia akan berbeda (walau bisa jadi orang-orang Kristen malah jadi sasaran pembantaian selain orang-orang Yahudi dan kaum terbuang lainnya! Only God knows...).

Nah, kalau yang lagi aktual di Indonesia saat ini, akhir2 ini FPI makin bikin resah ya? Hukum pun gak dianggep sama mereka. Misalnya anggota DPR diusir FPI saat bertemu korban Orba/bekas PKI, atau patung mojang yang akhirnya dibongkar karena dianggap lambang trinitas.

Silakan baca beritanya di: http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=713%3Adituduh-lambang-trinitas-patung-tiga-mojang-harus-dibongkar&catid=49%3Anusantara&Itemid=74

Silakan baca komentar pematungnya di: http://oase.kompas.com/read/2010/06/21/01200467/Nyoman.Nuarta.Dapat.Dukungan.Cucu-5

UKURAN KEHEBATAN MANUSIA

Renungan Fellow News Minggu, 18 Juli 2010

Manusia sering mengukur dirinya dengan mengukur potensi dirinya, prestasi hidupnya, pokoknya sesuatu yang membanggakan. Tapi Alkitab sering mengingatkan manusia untuk menjadi orang yang bisa menguasai dirinya sendiri, karena kedagingan (emosi, nafsu, dsb) adalah hal yang sulit ditaklukkan oleh siapapun--termasuk orang yang selama ini kita anggap hebat atau berprestasi.

Amsal 16:32 berbunyi: "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Jadi, mulailah dari memenangkan pertempuran terhadap diri sendiri, mulailah dengan menyerahkan semua kebanggaan diri ke tangan Tuhan. Itulah ukuran kehebatan manusia! Selamat menjalani minggu ini yaa.. [be]

MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA— HIDUP YANG TENANG, SEDERHANA, DAN BIASA-BIASA SAJA

Artikel ini diangkat untuk melengkapi renungan khotbah Minggu, 1 Agustus 2010 yang berjudul Andalan Utama dalam Hidup.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” ---Doa Bapa Kami

Selama 22 tahun, saya memahami kalimat tersebut sebagai: “Bapa, berikan kami makanan yang cukup, keluarga sederhana yang bahagia, serta rumah dan gaji yang biasa-biasa saja”. Terus terang, pemikiran kekanak-kanakan saya terganggu dengan kalimat tersebut. “Mengapa saya cuma boleh hidup biasa-biasa saja? Saya ingin kaya dan popular namun tetap menjadi orang baik, koq!” Pemikiran saya yang lebih dewasa akhirnya menerima ini sebagai, “Oke Bapa, saya mengerti kalau Engkau ingin aku hidup sederhana, tapi kalau Kau memberikan kekayaan yang lebih besar, saya berjanji bahwa saya tidak akan menjadi orang jahat. Janji!” Ini membuat saya berdoa Bapa Kami lebih lama dibandingkan orang lain.

Tapi suatu hari, setelah membaca sebuah artikel di website Kristen, saya membuka Yohanes 6:51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Jadi, kalimat dalam Doa Bapa Kami tersebut pun bukan berbicara tentang kekayaan jasmani; bukan mengenai makanan jasmani ataupun uang. Akan tetapi kalimat tersebut berbicara tentang Tuhan. Kita harus hidup untuk-Nya walaupun kita kaya ataupun miskin. Doa Bapa Kami tidak melarang saya untuk menjadi kaya. Tapi sekali lagi, kekayaan jasmani bukanlah pokok bahasan utamanya.

Sampai di sini, kesimpulannya adalah: “menjadi kaya itu tidak salah”. Namun kemudian pemikiran kritis saya bertanya, “Ada apa sih dengan kekayaan sehingga hal tersebut lebih disukai dibandingkan kehidupan yang tenang, sederhana, dan biasa-biasa saja?”. Saya telah melihat bahwa kebahagiaan yang sejati lebih banyak dimiliki oleh orang yang hidupnya sederhana dan biasa-biasa saja. Kebahagiaan mereka bukanlah karena bisa membeli kemewahan, tapi karena mereka bahagia dalam kondisi apapun. Karena itulah kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan yang sejati.

Tapi sekali lagi, kemewahan atau kekayaan sebenarnya tidaklah salah, yang salah adalah apabila kita terjerumus di dalamnya dan mengabaikan kebahagiaan sejati di dalam hidup kita.

Diterjemahkan secara bebas dengan perubahan seperlunya, dari artikel “Daily Bread — Tranquil, Simple and Moderate Living” oleh Marko Kanadi (kanadi.wordpress.com), salah satu pemuda Cibunut yang kini sedang kuliah di Jepang. [be]

Senin, 26 April 2010

HOW CLOSE CAN YOU GO?



Ada yang pernah nonton The Interpreter (Nicole Kidman, Sean Penn)? Di situ ada dialog yang menceritakan bahwa salah satu suku di Afrika punya kebiasaan untuk ‘mengadili dan memberi hukuman’ kepada pelaku pembunuhan dengan cara mengikatkannya di suatu kapal, yang nantinya ditenggelamkan di danau/laut. Kematian si pelaku pembunuhan itu tentunya terjadi secara perlahan-lahan dan dapat dilihat oleh keluarga korban. Kemudian keluarga korban diizinkan untuk memutuskan apakah akan menolong pelaku pembunuhan tersebut atau tidak. Ketika si keluarga korban memutuskan untuk menyelamatkan si pembunuh, bisa dibilang bahwa mereka sebenarnya menyelamatkan kehidupan mereka sendiri. Soalnya kalau tidak, itu berarti mereka membiarkan kedukaan membunuh mereka pelan-pelan. Bagi Sylvia (Nicole Kidman) yang keluarganya terbunuh, balas dendam bukanlah jawaban yang tepat karena itu sama saja dengan bunuh diri. Baginya, pembalasan dendam berarti mengizinkan kedukaan menguasai hidup sampai selamanya, dan hal itu lebih mematikan daripada kematian itu sendiri... P.S…maaph kalau gak persis2 amat dgn filmnya…agak lupa ingatan. Hahahaa :D


Di bulan April ini, KP masih mengangkat tema persekutuan yang berkaitan dengan Paskah. Dalam Youth CS yang diadakan Kamis, 25 April lalu, tema yang diangkat adalah How Close Can You Go? Teman-teman semua pasti ingat ada perumpamaan di Alkitab tentang seorang hamba yang dibebaskan dari hutang oleh tuannya, namun dia tidak mau membebaskan temannya dari hutang. Padahal jumlah hutangnya kepada tuannya jauh lebih besar daripada jumlah hutang temannya. Ketika para murid mendengar hal itu, mereka bertanya, “Berapa kali kita harus mengampuni?”. Jawab Yesus: 70x7 kali…Jawaban Yesus itu sekali lagi memperlihatkan kebiasaan Yesus yang gak menjawab langsung, tapi ‘muter-muter’, soalnya arti dari 70x7 itu bukan eksak, namun perlambang bahwa pengampunan harus tanpa akhir. Kalau dalam dunia pendidikan, ‘puter-puter’-nya Tuhan Yesus ibaratnya ngasih kail bukan ikan supaya orang yang bertanya bisa ikutan menalar dan memahami, gak cuma nelen bulet2 suatu jawaban.


Perenungan selanjutnya…pernahkah terpikir kenapa Tuhan memilih bangsa Israel yang di tanah Kanaan untuk menjadi umat pilihannya? Padahal dari dulu sampai sekarang kita bisa lihat bahwa bangsa Israel itu susah diatur, udah dibantuin Tuhan pun masih gak tau terima kasih bahkan bisa dibilang terkadang mencoreng nama Tuhan, dll dll… Hmmm, dalam logika manusia biasa, itu bukan kualitas pertama bangsa terpilih tuh! Dalam sejarahnya, Tanah Kanaan sendiri merupakan area lalu lintas antarnegara di Timur Tengah. Tampaknya Tuhan memilih bangsa Israel menjadi umat pilihan supaya jadi contoh dan dilihat banyak bangsa; bahwa tanpa adanya raja (secara politik) atau dewa/berhala yang terlihat secara kasat mata, namun penyertaan Tuhan tetap ada dan bangsa tersebut bisa jadi teladan bagi banyak bangsa. Bahkan dengan kehadiran Mesias, kehidupan akan lebih baik walau kondisi dunia makin semrawut. Kenapa? Karena ada yang menyelamatkan dari maut, menghapus dosa, dan menyegarkan batin umat manusia. Hal ini jauh lebih berharga daripada sekedar kebebasan dari penjajahan Romawi atau kemiskinan…


Nah, orang Kristen kondisinya sama dengan orang Israel; udah banyak berkat dan anugerah tapi kadang menyia-nyiakannya. Padahal seharusnya orang yang sudah diberi anugerah Tuhan jangan sampai jadi sombong dan menyia-nyiakan anugerah tersebut. Misalnya aja, gak ada peraturan yang melarang penggunaan celana pendek bagi kaum wanita. Tapi dari ayat-ayat yang ada di Alkitab, tentu kita bisa menyimpulkan bahwa mbok ya cewe-cewe jangan pake hot pants, dan berpakaian kudu sopan biar tidak mengganggu konsentrasi atau bahkan ‘pergolakan hormon’ bagi orang-orang yang liat (terutama pria hehehee…). Lagipula, apa kesan yang ditimbulkan pada benak teman-teman kita yang beragama lain, jika melihat hal tersebut banyak terjadi di kalangan orang Kristen, bahkan ketika ke gereja pun ada yang datang dengan berpakaian seperti itu? Atau dalam konteks tema persekutuan ini; walau Tuhan sudah menyelamatkan dan menghapus dosa-dosa kita, janganlah anggep enteng dosa-dosa yang kita lakukan. Soalnya, walau Tuhan sudah mengampuni dosa-dosa kita, pahamilah bahwa tiap dosa itu mengganggu relasi kita dengan Tuhan bahkan sesama. Bisa dibilang, semakin banyak dosa kita, maka semakin sakitlah hati Tuhan dan sesama kita. Apakah begitu cara kita memperlakukan orang yang mengasihi kita?


Walau begitu, jangan juga sampai itung-itungan kesalahan orang lain karena Tuhan saja mau mengampuni SEMUA umat manusia. Tuhan saja mau memperbaiki hubungan dengan manusia yang berdosa (padahal yang salahnya kita, bukan Tuhan). Tuhan saja ‘rela’ disakiti hatinya oleh manusia yang kadang gak tahu diri. Begitulah kesetiaan Tuhan! Nah, bagaimana dengan kita? How close can you go…nearer to your friends, and even your ‘enemy’?


Pembicara: Pnt. S. Iwan Gunawan // MC: Meta // Pemusik: Daniel A.K., Tobi // Tuan Rumah: Nadine dan Lody // Jemaat: 18 orang (Bella, Dewa, Emmy, Icat, Jaya, JP, Kevin, Kurnia, Nelda, Novi, Olin, Rani, Ray, Robbie, Samuel, Upay, Xanno, Yayu).

[be]

artikel ini merupakan rangkuman persekutuan Youth CS yang dibawakan pembicara, ditambah contoh kasus/ilustrasi yang mendukung dari pengarang

Rabu, 21 April 2010

KEGIATAN DAN PELAYANAN RUTIN PEMUDA 2010


Let's keep on moving! :D
Hai pemuda, tetaplah bergerak maju jangan pernah menyerah! Karena ketika kita diam atau cuma berusaha survive saja, itu tanda sebuah kemunduran! Karena itu di periode 2010 ini kami akan tetap berusaha maju dengan segala keterbatasan kami...tetap menjalankan dan mengembangkan pelayanan dan kegiatan kami. God bless! :) SOOO, tetap dukung kami dalam doa, dan jangan segan2 untuk bergabung bersama kami :)

Rabu, 24 Maret 2010

ARTIKEL BAGUSS...

Teman-teman, silakan liat ke blog tetangga kita (tobucil.blogspot.com). Ada banyak artikel seru dan menarik tentang kebiasaan berinternet kita dll:

The Existence Doesn’t Mean You’re Exist
http://tobucil.blogspot.com/2010/03/existence-doesnt-mean-youre-exist.html

10 Hal yang Dapat Dipelajari Dari Digital Detox Week
http://tobucil.blogspot.com/2010/03/10-hal-yang-dapat-dipelajari-dari.html

Apakata teman tobucil
Membangun Kebiasaan Sehat Berinternet
http://tobucil.blogspot.com/2010/03/membangun-kebiasaan-sehat-berinternet.html

Kamis, 04 Februari 2010

NONTON BARENG 500 DAYS WITH SUMMER


Apa jadinya jika seorang pria mengharapkan cinta seorang perempuan yang ternyata hanya menganggapnya sebagai teman biasa, padahal mereka berdua sudah melakukan banyak hal bersama seperti layaknya sepasang kekasih? Apakah itu membuat mereka semakin percaya akan cinta sejati, atau sebaliknya? Itulah isi film 500 Days of Summer, sebuah film cinta yang mengisahkan ironi dalam cinta. Satu hal yang pasti, film ini bukan film cinta biasa. Dengan pemilihan lagu-lagu yang cenderung indie, tampilan sinematografis yang ‘nyeni’, plus cara penuturan kisah yang menggunakan alur maju-mundur, film ini layak ditonton di rumah (bagi teman-teman yang belum menontonnya bersama di YOUTH CS 4 Februari 2010).

Banyak pelajaran bermakna tentang cinta yang dapat didiskusikan dari film ini. Misalnya saja mengenai cinta kita kepada Tuhan: apakah selama ini kita pernah merindukan dan mencintai Tuhan sama seperti ketika kita sedang jatuh cinta kepada kecengan atau pacar kita? Tuhan mau kita memiliki perasaan tersebut kepada-Nya, jangan sampai kita mencintai seseorang melebihi cinta kita kepada Tuhan. Seperti lagu Robert and Lea: Deeper in love with You. Kemudian, ketika kita sedang down karena patah hati, itu adalah hal yang wajar. Namun jangan sampai lupa untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Selain itu, saat kita sedang jatuh cinta tetap perlu aware akan segala hal yang terjadi, jangan sampai saking kasmarannya sehingga akal sehat diabaikan dan memaksakan diri untuk hubungan yang tidak jelas arahnya. Ketika kita mengharapkan sesuatu terhadap orang yang kita sukai, jangan berlebihan supaya jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kita tidak terlalu kecewa. Hehehehe...

Nah, sekian liputan kali ini. Ditunggu ya kehadirannya di acara-acara pemuda selanjutnya! :)
[be]

Senin, 01 Februari 2010

FEBRUARI 2010



Mari datang temans! :D

Rabu, 27 Januari 2010

Let's Pray!

Katanya, doa adalah nafas hidup orang Kristen. Tapi apakah kita sudah terbiasa untuk berdoa secara rutin?

Katanya, doa itu besar kuasanya. Tapi apakah dalam kesibukan dan kepanikan kita (misalnya dalam pelayanan, dalam menghadapi masalah hidup, dsb) kita tetap ingat untuk berdoa?

Ketika orang punya masalah, kita kadang gak bisa bantu secara nyata. Kita seringkali berkata, ”Sori gw ga bisa bantu euy, tapi ntar gw doain yaaaa..”. Apakah benar setelah itu kita berdoa buat orang tersebut?


Doa ituuuu...paling gampang dijanjikan, paling gampang diucapkan, tapi paling susah untuk dilakukan secara rutin dan khusyuk, tul gak?

Roma 12:11-12 bilang ”Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.”

Dalam pelayanan kita, dalam pergumulan hidup kita---di luar segala kekurangan kita---, pastinya udah banyak yang kita lakukan bukan? Mari kita juga bawa semua itu dalam doa, karena tanpa penyertaan Tuhan, ”sia-sialah orang membangun rumah”. Secape apapun kita mengerjakan sesuatu, tapi kalo kita gak menyerahkan semuanya ke Tuhan, apa jadinya pekerjaan kita? Bisa aja pelayanan atau pekerjaan perfect banget secara teknis, tapi gak menyentuh hati. Atau kalo hasilnya gak memuaskan, tetep aja...gak memuaskan n gak berasa ada berkat atau pelajaran bermakna di situ. Yang ada mungkin cuma rasa kecewa dan kesel,a atau bisa jadi timbul keinginan untuk memperbaiki kondisi dengan kekuatan sendiri tanpa campur tangan Tuhan.

Pastinya dengan penyertaan Tuhan, segala usaha kita akan lebih bermakna dan diberkati. Bahkan Tuhan akan menyempurnakan segala pekerjaan kita jauh melebihi apa yang pernah kita bayangkan! :D Gak cuma bikin puas diri sendiri, tapi apapun yang kita lakukan bisa jadi berkat buat orang lain. Mungkin hasilnya sederhana, gak heboh, tapi dijamin dah kalo pake doa beda rasanya :)

Sooo, let’s PUSH (pray until something happen)! Let’s do the best, and God will do the rest!

[be]

Sabtu, 16 Januari 2010

PENGGUNAAN ISTILAH ALLAH- bagian I

Sempat bertanya-tanya kenapa di Malaysia heboh dengan adanya penggunaan istilah "Allah" oleh orang non-Muslim? Agar kita lebih paham mengenai 'kehebohan' tsb namun tidak ikut terprovokasi atau kebingungan, akan jauh lebih baik kalau kita paham mengenai istilah Allah tersebut secara benar. Bukankah menurut 'saudara sepupu' kita, seharusnya kita adalah 'ahli Kitab'? Mudah-mudahan hal itu masih benar adanya sampai saat ini! :)

Dari sudut bahasa, kalimat "Allâh" berasal dari dua kata: al, dan ilâh. Al adalah kata sandang (banding bahasa Inggeris; the), dan ilâh bererti: “yang kuat”, dewa, dll. Dalam bahasa-bahasa Semitik, kata ini menunjuk pada kuasa yang ada di luar jangkauan manusia, yaitu pada dewa atau tuhan. Sudah di zaman pra-Islam, al-ilâh telah disambung menjadi Allâh. Dan dalam agama orang-orang Arab pra-Islam, kata ini digunakan untuk menunjuk pada dewa yang paling tinggi di antara dewa-dewa yang lain yakni, Pantheon yang masing-masing mempunyai namanya sendiri. Namun kata Allâh itu sendiri bukan NAMA illah/allah/dewa terbesar tersebut.

Dengan demikian, kata Allâh sudah ada dalam bahasa Arab sebelum Islam dalam zaman jahiliyyah atau zaman politheisme. Dan kalimat itu pun bukan ciptaan orang Islam, dan tidak baru muncul dalam Al-Qur'ân Al-karîm, melainkan, dari sudut bahasa, ia merupakan kata biasa dalam bahasa Arab lepas dari ikatan dengan salah satu agama tertentu. Contohnya,nama bapa nabi Muhammad sendiri ialah ‘Abdullah’ yakni bermaksud hambanya Allah. Akan tetapi ayah Muhammad itu tidak pernah melihat anaknya Muhammad kerana Abdullah sendiri telah meninggal dunia sebelum Muhammad lahir. Agama yang dianuti bapa Muhammad itu adalah agama keberhalaan yaitu menyembah dewa-dewi suku Arab Kuraisy dan Allah juga adalah Tuhan mereka.

Secara etimologi dan semantik, istilah Allah ini terdapat pula dalam beberapa bahasa-bahasa Semitik yang lain, mulai dengan bahasa Assyria dan Babylonia sampai bahasa Phoenicia di Ugarit, dan pula dalam bahasa Ibrani dan Suryani (Syria/Syam) atau Aramik yang luas digunakan di Timur Tengah sejak abad ke-5 sebelum Masihi sampai masa meluasnya agama Islam dan bahasa Arab pada abad ke-7 Masihi. Akar kata ini yang terdapat dalam bahasa-bahasa itu ialah dua konsonan, yakni alif dan lam (' l), dan ucapannya yang lengkap dengan huruf hidup adalah sesuai dengan gaya phonetik masing-masing bahasa, umpamanya 'el dalam bahasa Ibrani dan 'il dalam bahasa Arab.

...bersambung...
(sumber utama: www.ladangtuhan.com)

[be]