Jumat, 21 Agustus 2009

MERANTAU (alias merana kalo kata epi:D)


BUAT YANG BELUM TAU RANGKUMANNYA:
Di Minangkabau, Sumatra Barat, Merantau adalah tradisi yang harus dijalankan setiap anak laki-laki. Yuda (Iko Uwais), pesilat Harimau handal, dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, ibu tercinta, Wulan (Christine Hakim), dan udanya, Yayan (Donny Alamsyah), kenyamanan dan keindahan kampung halamannya, dan membuat nama untuk dirinya di keserabutan kota Jakarta.

Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica), yang akan menjadi korban organisasi ilegal human trafficking. Organisasi yang memperlakukan manusia seperti barang ini dipimpin seorang Eropa berhati batu, Ratger (Mads Koudal) dan tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Ketika terluka dalam perkelahian antara Johni (Alex Abbad), para tukang pukulnya dan Yuda, Ratger bersikeras mencari Astri, atau “barangnya”, yang berhasil di selamatkan dan ingin pembalasan berdarah setimpal.

Perkenalan Yuda dengan kota serabutan ini seperti api yang menyulut ketika situasi memaksanya untuk melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan preman-preman yang menguasai malam, menggerayangi setiap jalanan, dan mengejar setiap langkah mereka. Dengan kebebasan hampir di tangan mereka, Yuda tidak mempunyai pilihan selain melawan orang-orang yang menyerangnya dengan adrenalin tinggi dalam runtunan action yang belum pernah dipersembahkan sebelumnya di layar lebar Indonesia.

Jenis Film :
Action - Dewasa (adult)
Produser :
Ario Sagantoro
Produksi :
Merantau Films
Homepage :
Merantau
Durasi :
135

COMMENT:
Kamis, 20 Agustus kemaren gw baru nonton Merantau bareng 13 temen2 gereja...Awalnya mau nonton Merantau karena pertama, Christine Hakim yang maen, jadi jaminan mutu lha ya...Kedua, karena denger2 actionnya keren...beda ama film2 Indonesia lainnya deh. Kalo kata yang udah nonton siy overall bagus, walau porsi dramanya lebih sedikit dan standar dibanding actionnya. Makanya jadi penasaran dwehh...

Kalo dari segi action, berhubung gw gak terlalu suka film action jadi gak terlalu doyan. Tapi buat si Depni yang demen film action, buat dia sejauh ini film Merantau paling ok dibanding film2 Indonesia lainnya. Tapi keliatanlah bahwa koreografi perkelahiannya niat, layak tonton (walau banyak efek yang berlebihan dan cukup sadistis...). Ada dua scene perkelahian yang keren banget, ditambah after effectnya yang ok lah. Yang satu: adegan yang bambu (di trailer ada). Pengambilan gambarnya bagus pas si lawan jatuh..beda lah ama film2 Indonesia yang biasa. Terus yang waktu ngelumpuhin musuh bermotor. Hahahahaha..... Indonesia banget dah! :D

Hal2 yang ngeganggu: ada juga hal2 kecil yang kelewat dan rada konyol, misal pas si bule ditakol sama si bule yang satu lagi ampe bocor kepalanya...konyol banget kan? Napa gak ke rumah sakit langsung sih? Mati gaya banget berdiri sambil menanti darah mengucur? Anehnya, di scene berikutnya gak keliatan bahwa kepalanya pernah kena luka serius, sementara bule yang satu lagi masih ada bekas luka di mana2..bloopers! Terus si Astri yang selalu pake makian2 yang sama pas diculik (asa dengerin rekaman diulang2 mulu...). Ngeganggu buanget! Apa gak ada kata2 lain yang memperlihatkan emosi? Oia...dan setting klub malemnya rada kurang maksimal, makin keliatan lagi pas ada meja kantor satu beserta Alex Abbad (adegan menjelang terakhir2)...Hahaha...dasa
r desain interior!:P

Dari segi drama, kayaknya kalo ini diperbanyak porsinya mungkin film ini akan lebih menyentuh dan menginspirasi. Soalnya ending film ini sebenernya ok banget, karena cukup tak terduga (pemeran utama *a*i..haha..spoiler), dan adegan Christine Hakim yang inget lagi ama anaknya waktu liat Adit it's soo touchy...Gak perlu pake banyak kata2 aja udah cukup menghanyutkan. Dengan ending seperti ini rasanya ada satu hal menarik yang akhirnya bisa diambil (setelah kita kecapean ngeliat action brutal sebelumnya): gak selamanya orang baik mendapatkan hasil yang baik, bahkan kadang bisa sama buruknya ato bahkan bisa lebih buruk dibanding orang lain yang gak baik. Tapi bedanya, orang baik bisa memberi berkat buat orang lain di sekitarnya, bahkan jauh setelah dia gak ada...THE END ^^

KETERBATASAN KITA

Suzanne Bloch, seorang imigran dari Jerman, sering bermain musik bersama Albert Einstein dan para ilmuwan terkemuka lain. Ia berkata bahwa Einstein adalah pemain biola yang hebat,tetapi ia sering membuat jengkel para pemusik lainnya karena tak bisa mengikuti ketukan irama. "Einstein tak bisa menghitung ketukan," kata Bloch menjelaskan. Ya! Einstein bisa merancang teori-teori revolusioner tentang alam semesta, tetapi ia bermasalah dalam menghitung irama. Namun, meski memiliki keterbatasan, Einstein tetap seorang pemusik yang antusias.

Apakah kadang-kadang kita meratapi berbagai keterbatasan kita? Kita semua mempunyai kemampuan, tetapi kita kadang juga terhambat oleh ketidakmampuan. Dari situ, kita bisa saja tergoda untuk menggunakan keterbatasan kita sebagai alasan untuk tidak melakukan beberapa hal, yang sebenarnya bisa kita lakukan karena Allah telah memampukan kita. Jika kita tidak berbakat untuk berbicara di depan umum atau menyanyi di paduan suara, bukan berarti kita boleh berdiam diri saja dan tidak melakukan apa-apa untuk pelayanan.

Saat kita menyadari bahwa kita semua mempunyai keterbatasan, marilah kita berusaha mencari pimpinan Allah untuk dapat menggunakan talenta kita. Kita pasti dapat berdoa. Kita pasti dapat menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Kita dapat mengunjungi orang-orang yang kesepian, sakit, dan berusia lanjut. Kita dapat dengan sederhana dan mengena menceritakan betapa berartinya Yesus bagi hidup kita. Paulus berkata,
"Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut anugerah yang diberikan kepada kita" (Roma 12:6)

God bless u my friends

Minggu, 16 Agustus 2009

ANOMALI ZAMAN HI-TECH

Zaman boleh berkembang, teknologi bisa makin canggih. Tapi budaya manusia? Hmmm...paling susah diubah! Dalam salah satu kuliah yang pernah gw ikutin, dosennya bilang, "Orang Indonesia tuh kalo dalam hal teknologi ibaratnya orang yang sok-sokan makan keju padahal kebun rumahnya masih ditanemin singkong dan dia makan singkong tiap hari." Jangan heran kalo perumpamaannya rada aneh, byasa lha orang seni tea...hehehe...Tapi ada benernya juga, karena dia jelasin juga bahwa orang Indonesia memang latah banget ngikutin perkembangan teknologi, padahal tidak semua produknya dimanfaatkan secara maksimal dan budaya hidup sehari-harinya sebenernya jauh dari modern, bahkan cenderung primitif (!). Istilahnya pseudo-modernisme--modernisme palsu. Gw rasa pendapat itu ada benernya juga. Mungkin karena bangsa Indonesia lebih doyan (atau baru bisa) mengkonsumsi aja dan sangat jarang yang bikin inovasi produk. Makanya gak semua kecanggihan teknologi yang sudah ada tidak dimanfaatkan secara maksimal. Contohnya?

Communicator cuma bwat gagayaan, Blackberry lebih banyak dipake cuma buat update status FB...

HP ada bukan mempermudah komunikasi, tapi untuk menyortir siapa yang perlu diwaro...

Punya nomer HP lebih dari 2 tapi susaaaaahh buanggeeettttt dihubungi...

Bisa internetan gratis di wilayah2 hot spot kampus, tapi gak dipake buat nyari data untuk tugas kuliah, adanya? Main games, FB, pokoke hedon abis!

.....dst.....

Ironisnya, kegunaan teknologi yang seharusnya menyelesaikan masalah justru membuat masalah baru yang sebenarnya dulu bukan masalah (kalau dipakai tidak tepat). Bisa dibilang,terjadi anomali karena manusia justru makin primitif dan bukannya modern. Contohnya saja, jika kita punya HP untuk mempermudah komunikasi dengan orang-orang jauh, sekarang justru keberadaan HP bikin kita jauh dengan orang-orang yang dekat dengan kita. Kita jadi sibuk SMS-an atau ber-FB dengan orang yang jauh sementara orang di sekitar kita malah dicuekin...

Atau, dengan kemudahan komunikasi yang ada di zaman sekarang (FB, HP, dsb) bikin kita mengabaikan cara2 konvensional atau tradisional dalam menjalin kebersamaan dengan orang lain. Kita jadi kagok untuk bergaul, jadi males untuk ricek suatu problem secara langsung karena menganggap, "Aah...kan udah dibahas lewat e-mail", "Aah...gw udah SMS", atau bisa jadi kita hidup tanpa kesadaran penuh, gak nginget2 hal penting (misal rapat atau pertemuan khusus yang udah di-plot dari jauh2 hari) karena berpikir bahwa, "Aah..ntar juga kalau gw dibutuhin bakal ada penanggung jawab yang SMS untuk ngingetin gw".

Pernahkah pengalaman2 di atas--atau anomali yang sejenis--terjadi dalam hidup teman2 semua? Kalau pengalaman2 di atas terlalu sering terjadi dalam hidup kita, rasanya kita perlu bercermin: apakah saya sudah tepat menggunakan teknologi yang ada?

Buat gw, mending gw gak punya fasilitas berteknologi canggih kalau gara2 itu kualitas hidup gw berkurang n masalah gw bertambah... Hidup itu udah susah...ngapain juga dibikin tambah susah?!?

-Isabella I.A.-
fellownews.blogspot.com
buku-ijo.blogspot.com
belkubel.blogspot.com

Kamis, 13 Agustus 2009

SEMANGKUK BAKMI PANAS

Pada malam itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata,
"Nona,apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"
"Ya, tetapi, aku tidak membawa uang." jawab Ana dengan malu-malu.
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu. " jawab si pemilik kedai,
"Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
" Ada apa,nona?" tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa. Aku hanya terharu.” jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!,tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku,mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri." katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya."

Ana terhenyak mendengar hal tersebut.
"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele,aku bertengkar dengannya.”

Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana,kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah:
"Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang".

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga), khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

RENUNGAN:
BAGAIMANA PUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA, TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU…
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATI DAN HORMATILAH ORANG TUAMU DALAM KESEHARIANMU, KARENA ITULAH HAL YANG TERINDAH DI MATA TUHAN. :)


Dari: Christian Ade Chandra Meliala
Dikirimkan oleh: Tresy Nabasa

Selasa, 11 Agustus 2009

MASALAH KLASIK...

Sering mengalami masalah yang sama berulang kali? Pasti banyak yang pernah mengalami, misalnya harus menghadapi 'orang sulit' yang itu-itu juga dengan kesulitan yang itu-itu juga, atau menghadapi keadaan di sekitar kita yang dari dulu sampe sekarang gak beda jauh masalahnya. Rasanya jenuh n bosen banget!!!

Biasanya, masalah justru banyak dateng ke orang yang menjadi PELAKU, bukan PENONTON, soalnya semakin kita 'terjun' dalam suatu kegiatan, pasti banyak tantangan yang dihadapi. Sebagai manusia biasa terkadang kita merasa pengen nyerah aja menghadapi masalah itu. Tapi segi positifnya, sebenarnya permasalahan yang ada bisa bikin kita tambah kuat dan jadi orang yang lebih tahan banting. Pastinya kualitas ini dibutuhin di dunia nyata, baik itu di dalam pelayanan, keluarga, tempat kerja, dsb. It's a blessing in disguise!

Ini semakin membuktikan bahwa anugerah or keselamatan dari Tuhan tuh bukan cuma untuk dinikmati, tapi untuk dikerjakan dalam kehidupan nyata. Kita hidup bukan cuma jadi penonton yang ongkang-ongkang kaki, cuma numpang nafas, cuma numpang makan, etc.... Tapi kita hidup buat hal yang lebih besar dari itu! Dan buat itu kita gak boleh cuma pengen dapet yang bagus2nya aja dari Tuhan (=cuma pengen BELAJAR aja..pelajaran yang bagus2nya aja yang ditelen), tapi kita juga kudu mau belajar dari masalah yang keliatannya buruk (=mau DIAJAR sama Tuhan).

So, kalo ada masalah yang sama dateng berulang kali, gw selalu mengingatkan diri bahwa: "Hmmm...berarti masih ada hal yang belum beres gw/orang2 lain pelajari dari masalah ini!!!!!". Selamat belajar teman-teman! :D

-Isabella I.A.-